Mengamati Diri Sendiri

Siti Fatimah Al Kausar
2 min readMar 11, 2021

--

19 Desember 2020

Mengamati Diri Sendiri adalah rangkaian tulisan yang nantinya (insyaaAllah) akan berisi kumpulan catatan pengamatan yang pernah/sedang kulakukan (terutama 2020 kemarin). Sebenarnya 2020 lebih banyak menggunakan metode recall, karena memang observasi yang kulakukan terhadap diri sendiri saat itu, tidak sepenuhnya kulakukan dengan sadar dan tentu saja saat itu ga sengaja, karena siapa lagi yang bisa diamati kalau bukan diri sendiri?! (jangan jawab keluarga).

Selanjutnya, seri observasi diri ini isinya curhat sih heuheu (mostly, keknya). Curhatannyan nanti mungkin hadir dalam bentuk hasil pengamatan, atau justru proses pengamatannya itu sendiri, atau bisa juga transkrip wawancara antara aku dan lapisan-lapisan kesadaranku, HE.

Kalimat Dee Lestari tempo hari masih kuingat jelas: karena dunia di balik kelopak mata, sama besarnya dengan dunia yang ada di hadapan (parafrase karyanya Dee Lestari — lupa yang mana — sebenarnya ga gitu tuh sih isi dan konteksnya, he). Tapi poin menarik menurutku, dunia di balik kelopak mata mungkin sama besarnya dengan dunia di hadapan. Karena diri sendiri sebetulnya ga sendiri. Kesadaran yang berlapis-lapis dalam setiap individu adalah sebuah bentuk refleksi terhadap berbagai hal di sekitarnya. Setiap individu punya caranya masing-masing untuk menangkap sekitar, refleksi, adaptasi, dan aplikasi. Rasa-rasanya, mengamati diri sendiri jadi menarik. Tapi aku bukan mahasiswi Psikologi, jadi gakan ngerti secara mendalam konsep-konsepnya. Aku cuma pengamat awam yang lagi praktek ke diri sendiri.

Oke, sampai jumpa di hari-hari yang akan datang. Jangan lupa jaga kesehatan dan keseimbangan jiwa-raga, kakak-kakak sekalian.

Doa khusus: semoga punggung dan pundakmu ga pegel — kapan pun dan di mana pun kamu berada!

--

--

Siti Fatimah Al Kausar
Siti Fatimah Al Kausar

Written by Siti Fatimah Al Kausar

as free as a bird; nothing caged me but the world.

No responses yet